
Skandal Manipulasi Laporan Keuangan eFishery: Dampak dan Fakta Terbaru
eFishery Terjerat Kasus Manipulasi Laporan Keuangan
eFishery, startup akuakultur yang sebelumnya meraih status unicorn, kini menghadapi skandal keuangan besar. Investigasi terbaru mengungkap bahwa eFishery diduga melakukan manipulasi laporan keuangan sejak 2018 dengan menyajikan dua versi laporan keuangan berbeda. Laporan eksternal menunjukkan keuntungan Rp261 miliar, sedangkan laporan internal mengindikasikan kerugian hingga Rp578 miliar.
Overstatement Pendapatan dan Dampaknya
Selain itu, eFishery diduga melebih-lebihkan pendapatannya hingga 4,8 kali lipat atau sekitar US$600 juta. Perusahaan juga mengklaim memiliki 400.000 fasilitas pemberian pakan, padahal jumlah sebenarnya hanya sekitar 24.000 fasilitas. Fakta ini semakin memperburuk kepercayaan investor dan memicu kekhawatiran mengenai transparansi bisnis startup di Indonesia.
PHK Massal dan Upaya Pemulihan
Sebagai dampak dari skandal ini, eFishery telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 100 karyawan pada Januari 2025 dan berencana melakukan PHK tambahan terhadap 300 karyawan lainnya pada Februari 2025. Saat ini, perusahaan menunjuk FTI Consulting sebagai manajemen sementara untuk menstabilkan kondisi bisnis dan memulihkan kepercayaan investor.
Pelajaran dari Kasus eFishery untuk Startup Indonesia
Kasus ini menjadi peringatan bagi startup di Indonesia untuk mengutamakan transparansi dalam laporan keuangan. Manipulasi data tidak hanya merugikan investor, tetapi juga bisa menghancurkan reputasi dan keberlanjutan bisnis. Oleh karena itu, startup perlu menerapkan sistem akuntansi yang jujur, mematuhi regulasi keuangan, serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.